- Juli 2018

Jumat, 20 Juli 2018

Penyakit ini mampu mengganggu kesehatan tiroid

Penyakit ini mampu mengganggu kesehatan tiroid,- Tiroid merupakan jenis hormon yang penting di dalam tubuh. sehingga apabila kesehatan hormon ini terganggu, maka dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan lainnya di dalam tubuh Anda.

Ada banyak hal yang dapat mengganggu kesehatan tiroid. Salah satunya adalah makanan yang Anda konsumsi. Berikut adalah jenis-jenis makanan yang dapat merusak kesehatan tiroid yang harus Anda ketahui.

Beras
Beras dan produk olahan dari beras mengandung natrium dan karbohidrat tinggi yang dianggap mampu mengganggu kesehatan tiroid. Itulah sebabnya orang yang memiliki penyakit tiroid, sebaiknya menghindari mengonsumsi beras dan produk olahannya.

Makanan berminyak
Minyak goreng dan makanan yang tinggi minyak lainnya juga dapat memperburuk kesehatan tiroid Anda. Oleh karena itu sebisa mungkin agar Anda mengurangi konsumsi makanan yang berminyak.

Garam berlebihan
Sama seperti iodine, garam juga dapat membahayakan kesehatan tiroid. Sehingga hindari mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi agar kesehatan tiroid Anda tidak terganggu.

Iodine
Iodine adalah salah satu jenis yodium yang mampu mengganggu kesehatan tiroid. Kandungan yodium ini banyak ditemukan dalam makanan kaleng. Para ahli kesehatan menyarankan bahwa Anda tidak boleh mengonsumsi iodine lebih dari 150 gram per hari.

Cruciferous vegetables
Cruciferous vegetables adalah jenis sayuran yang merupakan hasil dari persilangan tanaman. Sayuran ini mengandung zat kimia yang mampu menghambat kerja normal dari kelenjar tiroid. Sayuran ini juga mengandung sulfur yang tinggi yang memicu penyakit tiroid. Contoh dari jenis sayuran ini adalah brokoli, kubis, dan kembang kol.

Soya
Meskipun soya dianggap dapat menyehatkan tubuh Anda, namun kandungan flavanoids tertentu di dalam soya mampu mengganggu kesehatan tiroid.

Senin, 16 Juli 2018

Hal yang membuat sepotong tahu bisa bahayakan kesehatan tubuhmu

Hal yang membuat sepotong tahu bisa bahayakan kesehatan tubuhmu,- Selain tempe, tahu menjadi makanan yang paling populer dikonsumsi orang Indonesia. Makanan berbahan dasar kedelai ini mudah kamu temukan di mana saja dengan berbagai macam jenis olahannya.

tahukah kamu bahwa sepotong tahu ternyata bisa membahayakan kesehatan tubuhmu?

Banyak penelitian yang juga menyebutkan bahwa konsumsi tahu akan menyebabkan penyakit kognitif degeneratif seperti demensia dan Alzheimer karena adanya fitoestrogen di dalam tahu.

Konsumsi tahu dalam jumlah banyak, terutama jika tidak dibarengi dengan konsumsi cukup serat bisa menyebabkan penyakit pencernaan seperti gastritis, kembung, dan gangguan usus. Sebab tahu butuh waktu lama untuk dicerna dan kandungan senyawa tertentu di dalamnya bisa meningkatkan kadar keasaman dalam perut.

Tahu merupakan salah satu penyakit vegetarian yang bisa menyebabkan penyakit jantung, khusus penyakit dimana otot-otot jantung jadi ketat sehingga menyulitkan jantung untuk memompa darah.

Karena tahu mengandung senyawa phytate yang menyebabkan penyerapan nutrisi terganggu, termasuk vitamin D dari sinar matahari, maka hal ini bisa menyebabkan tulang jadi lemah dan rapuh.

Tahu merupakan makanan yang dihasilkan dari kedelai yang sudah dimodifikasi secara genetis dengan tujuan untuk membuat rasanya jadi lebih enak dengan tekstur yang lembut. Tentu saja proses ini melibatkan bahan kimia. Faktanya, penelitian telah membuktikan bahwa mengonsumsi makanan yang sudah direkayasa secara genetika dengan berlebihan bisa menimbulkan ancaman penyakit serius seperti penyakit ginjal, lever, hingga kanker.

Karena kamu sudah mengerti bahwa tahu adalah makanan hasil rekayasa genetika, maka ada dampak negatif yang ditimbulkan seperti ancaman kanker payudara. Peneliti mengatakan bahwa tahu mengandung fitoestrogen yang jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan sel abnormal berkembang di payudara.

Kacang kedelai diketahui mengandung senyawa berbahaya yang disebut dengan isoflavone genistein yang bisa mengganggu produksi kelenjar tiroid dan menyebabkan penyakit hipotiroidisme.

Tahu juga mengandung senyawa yang disebut dengan phytate. Senyawa ini bisa berbahaya bagi kesehatan karena menghambat jaringan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, seng, dan sebagainya sehingga bisa menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi.

Jumat, 13 Juli 2018

Wanita bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker

Wanita bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker,- Beberapa faktor risiko bisa dihindari dan dikontrol, seperti kebiasaan merokok, berat badan, atau gaya hidup. Namun beberapa faktor lainnya tak bisa dihindari oleh wanita, seperti berat badan. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker.

Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati lebih dari 144.000 wanita dan menemukan bahwa wanita yang bertubuh tinggi memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena berbagai jenis kanker setelah mereka mengalami menopause. Beberapa jenis kanker yang berkemungkinan menyerang antara lain kanker kulit melanoma, kanker sel plasma, kanker payudara, usus besar, ginjal, ovarium, kanker anus, dan tiroid.

Peneliti memilih 20.928 wanita yang telah melewati masa menopause dan berusia antara 50 - 79 tahun. Mereka telah terkena satu jenis kanker atau lebih selama 12 tahun masa penelitian. Bahkan setelah peneliti menghitung faktor lain seperti usia, berat badan, kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta terapi hormon, hasilnya masih menunjukkan bahwa wanita tinggi lebih berisiko terkena kanker.

Setiap tambahan 10 cm tinggi bawah, risiko kanker wanita bertambah 13 persen. Secara spesifik, terdapat peningkatan risiko kanker darah, ginjal, anus, serta tiroid hingga 23 - 29 persen untuk setiap penambahan berat badan empat inci. Untuk kanker payudara, ovarium, usus besar, dan melanoma terdapat penambahan risiko hingga 13 - 17 persen.

Penelitian sebelumnya telah mengungkap bahwa wanita bertubuh tinggi lebih berisiko kena kanker ovarium. setiap penambahan dua inci tinggi badan, wanita memiliki risiko 7 persen lebih tinggi. Menurut penulis penelitian Dr Thomas Rohan dari Albert Einstein College of Medicine, terdapat dua faktor yang mempengaruhi hal ini. Pertama adalah faktor genetis, dan kedua berkaitan dengan pengaruh lingkungan.

Meski begitu, Rohan berpendapat bahwa wanita tinggi tak harus khawatir dan panik karena hasil penelitian ini. Menurutnya, risiko kanker masih bisa diturunkan dengan mengurangi faktor risiko lainnya seperti menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi kebiasaan buruk.

Meski penelitian ini hanya dilakukan pada wanita yang sudah mengalami menopause, namun peneliti berpendapat bahwa hal ini juga bisa berlaku pada wanita yang belum mengalami menopause atau bahkan pada pria. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian pada populasi lainnya.